Wednesday, May 28, 2008

Melayu Semakin Lupa

Atas nama sukan
Di tambah nafsu minat melampau
Kita lupa kezaliman penjajah
Lupa pada Kota Melaka
Tidak ingat Pengorbanan wira - wira bangsa
Pada Tok Janggut
Datuk Bahaman, Mat Kilau
Haji Abdul Rahman Limbong
Siapa mereka ?
Di mana waris - waris mereka ?
Terbelakah penghidupan mereka
Kita tidak peduli langsung tidak menyapa
Kita lebih kagumi penjajah bangsa kita
Bangsa yang merompak hasil negara kita
Bangsa merosak anak bangsa dan agama
Yahudi Nasrani terus diturut
Berkumpul remaja berembun
Melihat piala di susun
Piala Dunia
Piala Uefa
Piala Euro
Pelbagai kejohanan di cipta
Anak bangsa letih berjaga
Nilai kerja entah ke mana
Tuntutan agama entah bagaimana
Akhirnya bangsa Yahudi Nasrani yang di sanjungi
Dengan nilai wang harga diri di perhitung
Rosak bangsa rosak agama
Tunggulah saat
Tenggelamnya nilai Agama
Hancurnya tamadun bangsa sendiri

Wednesday, May 21, 2008

Keindahan Alam

Bersyukur aku pada yang Esa
Memenuhi alam ini dengan keindahan
Membuat jiwa terasa damai ketenangan
Hati rasa kebesaran Mu Ya Allah
Membuat aku kagum segalanya
Mengenal diri ini fakir sebenarnya
Tiada apa harus dibanggakan
Hanya menumpang di bumi Mu jua
Segala kelilingku milikMu segala
Aku tiada berdaya sebenarnya
Tiada segala sesuatu apa
Hanya rahmatMu jua
Mampu bibir untuk bergetar
Bisa berdenyut jantung kecilku
Dapat melangkah kaki ku hayun
Berjuta syukur tiada berkecukupan
Untuk ku ucapkan padaMu Ya Allah
Benar
Segalanya MilikMu

Takutkan Allah wahai Kuala Lumpur

Tiga hari yang lalu kau digegarkan
Dua hari kemudian kau dikejutkan lagi
Datang ribut yang menerkam gila
Kebakaran gudang dan kedai berselang
Mayat hanyir sentiasa diurat jalanmu
Kaki dan tangan insan terjelma merata
Nyawa penghunimu bagai sampah layaknya
Noda dan zina mainan harimu jua
Mengapa hingga kini penghunimu masih alpa
Tentang hikmat takutkan Allah jua
Penghunimu telah lupa kewujudan yang Esa
Menggila pangkat, harta jua
Hingga lupa jalan pulang
Lupa pada hakikat diri sebagai abdi
Semakin alpa liang lahad menanti
Hari hitungan diri semakin dekat sudah
Penghunimu sudah lupa segalanya
Lihatlah bagaimana hidupan dimusnah
Bumi Myanmar terbukti sudah
Hanya tiupan sedetik cuma
Ribuan nyawa hilang kernanya
Harta terkumpul lenyap dan lesap
Perhati pula China bergegar
Bangunan megah menyembah bumi
Manusia menjadi penghuni dalamnya
Yang terselit yang terkepit
Menderita menjerit insan terbala
Kepada Allah kembali jua
Insaflah wahai penghuni kota
Bumi ini bukan kita pemiliknya
Walau bertimbun harta dikumpul
Berpuluh peti emas dikepung
Kehendak yang Esa tidak bisa dilindung
Bala mendatang tidak bisa mengendah
Penuhilah masjid dan ramaikan surau
Halangilah maksiat yang berlaku di depan mata
Walau kita tidak punya kuasa
Lafazkan di hati kita benci perbuatan hina
Mata kita jagalah haknya
Telinga yang ada gunakan sebaiknya
Tangan dan kaki pergunakan seadanya
Jauhi maksiat kerja terlaknat
Amalan doa pertolongan di pohon
Pintalah semoga bala terlindung
Hanya pada Allah segalanya dipinta

Monday, May 12, 2008

Lihatlah Anak - Anakku

Lihatlah anak - anakku
Lihatlah dengan mata hati
Lihatlah kebesaran tuhan kita
Temuilah keagonganNya
Bisa merubah segala kehidupan
Bisa menduga berbagai kejadian
Membuktikan kita hanya debu yang hina
Tiada apa yang dapat dibanggakan
Lihat sahaja Myanmar di bala
Tiupan taufan nama di beri
Ratusan nyawa melayang cuma
Harta bertimbun entah ke mana
Lembu sekandang hilang melayang
Padi di baruh tiada mengemas lagi
Bala mendatang hancur segala
Insan yang kononnya gagah entah ke mana
Mungkin di celah pohon yang tumbang
Mana hilang puteri jelita
Konon wajahnya rebutan segala
Mungkin tertanam di dalam lumpur
Lihatlah anak - anakku
Apa berlaku di negara China
Bergegar bumi bergoyang segala
Kuasanya Allah atasi segala
Besi waja menyembah bumi
Batu pejal berdebu kini
Mana pergi ketamaduan pembinaan
Siapa gagah empunya harapan
Bukti kuasa tiada tandingnya
Lihatlah anak - anakku
Bukti Yang Esa tiada tandingnya
Harta dikumpul tiada gunanya
Wang bertimbun tiada nilainya
Bila datang balanya taufan
Bergegar bumi balanya jua
Tiada guna pangkat di dada
Apa guna senjata di pinggang
Bala dari Allah tiada siapa yang bisa menyanggah
Lihatlah wahai anak - anakku
Bekalan ke sana hanyalah amal
Kumpullah bekalan banyakkan amalan
Bala Allah tiada haribulan
Tiada berita tiada pemberitahuan
Lemahnya badan mengenang kejadian
Tahu hakikat kenallah tujuan
Diri dijadi untuk diabdi
Kepada Allah tujuan di tujui